Selasa, 03 Desember 2019

Adik yang melang


Adikku? Saat menjelang Ujian Nasional, aku sibuk berkutat dengan serangkaian soal-soal latihan yang cukup menguras otak. Saat itu, aku belajar dikamarku. Waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB dan aku masih dengan kegiatan yang sama. Rumahku berlantai dua. Didepan rumahku ada rumah lain tapi tidak bertingkat. Disamping kanan rumahku ada kebon pisang yang cukup lebat, lalu dibelakang rumahku juga ada rumah lain dan diatasnya lagi adalah kebon dengan banyak pohon-pohon lebat tumbuh, mungkin itu lebih cocok disebut hutan ketimbang kebon. Udara malam itu sangat panas, jadi aku membiarkan pintu kamarku terbuka sedikit.

Dari tempat dudukku aku bisa melihat gelapnya malam itu. belum lagi suara-suara hewan malam yang berasal dari kebon juga ayam dan burung peliharaan tetanggaku yang ikut meramaikan gelapnya malam itu. Dan sejujurnya itu cukup menggangguku. Kemudian, untuk mengusir rasa aneh yang mulai datang, sambil mengerjakan soal, aku menyalakan musik dari boyband korea favoritku dengan volume kencang. Dan aku pun larut dengan soal-soal yang memuakkan. Tapi tiba-tiba... aku merasa ada yang berlarian. Asalnya dari arah kamar kakakku lalu berlari ke lorong yang berada disamping kamarku. Aku memandang cukup lama kearah pintu yang terbuka sedikit itu, sampai akhirnya aku kembali mengerjakan soal-soalku. Duk Duk Duk Aku terkejut ketika mendengar ketukan keras dari pintu kamarku.

Sangking kerasnyaketukan itu, pintu kamarku yang semula terbuka sedikit kini menjadi terbuka lebar. Aku pun kesal karena merasa terganggu. Aku berfikir itu pasti ulah adik perempuanku yang berumur 6 tahun yang sedang mencoba bermain denganku. Aku bangkit dari dudukku dan menutup sedikit pintu kamarku setelahnya aku kembali lagi ketempat semula.Duk Duk DukLagi! Adik perempuanku mengusiliku. Kali ini aku berhasil melihatnya. Aku melihat adik perempuanku yang berlari kearah lorong sambil mengetuk pintu ku tiga kali lalu kabur. Aku menghembuskan nafas kasar. Tapi, ada yang aneh, aku tidak merasa dia kembali lagi kekamar kakakku.

Akhirnya, aku memutuskan untuk berbalik mengerjai adik perempuanku itu. secara diam-diam aku menaruh semua alat tulis serta kertas soal dan berjalan dengan sangat pelan menuju lorong yang berada disamping kamarku. Aku tertawa dalam hati, aku bisa membayangkan wajah terkejut adik perempuanku nanti. Aku mengambil posisi merangkak dan bersiap untuk mengejutkannya. Aku menghitung dalam hati. aku berteriak. Tapi, aku tidak mendapati adik perempuanku disana. Yang aku lihat hanyalah lorong gelap dengan kebon yang berada disamping kanan dan belakang rumahku yang terlihat menyeramkan. Aku berdiri mematung ditempatku. Aku kemudian berjalan cepat menuju kamar kakakku. Dan.... aku mendapati adik perempuanku sedang tertidur dikasur kakakku. Jantungku berpacu cepat, aku takut.

Aku mencoba mengendalikan diriku, dengan masih berdiri didepan pintu kamar kakakku yang terbuka lebar,Aku bertanya, “ade, tidur jam berapa, mas?”“udah dari tadi, abis isya udah tidur, kenapa emang?” Jawaban dari kakakku seketika membuatku lemas. Tidak mungkin, jelas-jelas aku melihat adikku berlari sambil mengetuk pintu kamarku. Tak lupa dengan senyuman ceria yang biasa ia tunjukkan. Aku menggelengkan kepala. Lalu berjalan dengan lemas menuju kamarku. Saat tiba didepan kamarku aku sedikit bingung, kenapa pintunya tertutup? Padahal saat aku tinggalkan pintunya terbuka lebar. Aku mengangkat bahu tak acuh, pikiranku masih kacau. Aku membuka pintu kamarku dan hendak masuk tapi langkah kakiku terhenti diambang pintu. Nafasku naik turun, mataku membulat.

Disana, tepat dikasurkku yang berantakan dengan alat tulis sertas latihan soal, ‘adikku’ sedang duduk dengan tangannya mencorat-coret salah satu latihan soalku. Aku tetap diam mematung ditempat, sampai sosok itu menyadari kehadiranku. Sosok itu berbalik, wajahnya mirip adikku hanya saja wajahnya pucat, serta bola matanya yang berwarna hitam kelam. Dan aku hampir menjerit saat dia tersenyum lebar padaku dan berkata, “kak, main yuk!”Adikku?Saat menjelang Ujian Nasional, aku sibuk berkutat dengan serangkaian soal-soal latihan yang cukup menguras otak. Saat itu, aku belajar dikamarku. Waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB dan aku masih dengan kegiatan yang sama. Rumahku berlantai dua. Didepan rumahku ada rumah lain tapi tidak bertingkat.

Disamping kanan rumahku ada kebon pisang yang cukup lebat, lalu dibelakang rumahku juga ada rumah lain dan diatasnya lagi adalah kebon dengan banyak pohon-pohon lebat tumbuh, mungkin itu lebih cocok disebut hutan ketimbang kebon. Udara malam itu sangat panas, jadi aku membiarkan pintu kamarku terbuka sedikit. Dari tempat dudukku aku bisa melihat gelapnya malam itu. belum lagi suara-suara hewan malam yang berasal dari kebon juga ayam dan burung peliharaan tetanggaku yang ikut meramaikan gelapnya malam itu. Dan sejujurnya itu cukup menggangguku. Kemudian, untuk mengusir rasa aneh yang mulai datang, sambil mengerjakan soal, aku menyalakan musik dari boyband korea favoritku dengan volume kencang.

Dan aku pun larut dengan soal-soal yang memuakkan. Tapi tiba-tiba... aku merasa ada yang berlarian. Asalnya dari arah kamar kakakku lalu berlari ke lorong yang berada disamping kamarku. Aku memandang cukup lama kearah pintu yang terbuka sedikit itu, sampai akhirnya aku kembali mengerjakan soal-soalku. Duk Duk Duk Aku terkejut ketika mendengar ketukan keras dari pintu kamarku. Sangking kerasnya ketukan itu, pintu kamarku yang semula terbuka sedikit kini menjadi terbuka lebar. Aku pun kesal karena merasa terganggu. Aku berfikir itu pasti ulah adik perempuanku yang berumur 6 tahun yang sedang mencoba bermain denganku. Aku bangkit dari dudukku dan menutup sedikit pintu kamarku setelahnya aku kembali lagi ketempat semula.

Duk Duk DukLagi! Adik perempuanku mengusiliku. Kali ini aku berhasil melihatnya. Aku melihat adik perempuanku yang berlari kearah lorong sambil mengetuk pintu ku tiga kali lalu kabur. Aku menghembuskan nafas kasar. Tapi, ada yang aneh, aku tidak merasa dia kembali lagi kekamar kakakku. Akhirnya, aku memutuskan untuk berbalik mengerjai adik perempuanku itu. secara diam-diam aku menaruh semua alat tulis serta kertas soal dan berjalan dengan sangat pelan menuju lorong yang berada disamping kamarku. Aku tertawa dalam hati, aku bisa membayangkan wajah terkejut adik perempuanku nanti. Aku mengambil posisi merangkak dan bersiap untuk mengejutkannya. Aku menghitung dalam hati.

HUAH!!” aku berteriak. Tapi, aku tidak mendapati adik perempuanku disana. Yang aku lihat hanyalah lorong gelap dengan kebon yang berada disamping kanan dan belakang rumahku yang terlihat menyeramkan. Aku berdiri mematung ditempatku. Aku kemudian berjalan cepat menuju kamar kakakku. Dan.... aku mendapati adik perempuanku sedang tertidur dikasur kakakku. Jantungku berpacu cepat, aku takut. Aku mencoba mengendalikan diriku, dengan masih berdiri didepan pintu kamar kakakku yang terbuka lebar,Aku bertanya, “ade, tidur jam berapa, mas?”“udah dari tadi, abis isya udah tidur, kenapa emang?” Jawaban dari kakakku seketika membuatku lemas. Tidak mungkin, jelas-jelas aku melihat adikku berlari sambil mengetuk pintu kamarku. Tak lupa dengan senyuman ceria yang biasa ia tunjukkan. Aku menggelengkan kepala.

Lalu berjalan dengan lemas menuju kamarku. Saat tiba didepan kamarku aku sedikit bingung, kenapa pintunya tertutup? Padahal saat aku tinggalkan pintunya terbuka lebar. Aku mengangkat bahu tak acuh, pikiranku masih kacau. Aku membuka pintu kamarku dan hendak masuk tapi langkah kakiku terhenti diambang pintu. Nafasku naik turun, mataku membulat. Disana, tepat dikasurkku yang berantakan dengan alat tulis sertas latihan soal, ‘adikku’ sedang duduk dengan tangannya mencorat-coret salah satu latihan soalku. Aku tetap diam mematung ditempat, sampai sosok itu menyadari kehadiranku. Sosok itu berbalik, wajahnya mirip adikku hanya saja wajahnya pucat, serta bola matanya yang berwarna hitam kelam. Dan aku hampir menjerit saat dia tersenyum lebar padaku dan berkata, “kak, main yuk!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar